Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

7 Argumentasi Yang Bisa Menciptakan Game Mobile Laris Di Pasar Asia Tenggara

7 Alasan yang Bisa Membuat Game Mobile Laris di Pasar Asia Tenggara

Asia Tenggara menjadi salah satu pasar yang "menggiurkan" bagi developer game mobile dalam bertahun-tahun terakhir. Apa sebabnya?

Sebagai salah satu regional yang bisa dikatakan sedang berkembang, Asia Tenggara tampakcukup seksi di mata para pelaku industri game dunia. Perkembangan ini dibuktikan dengan pemasukan dari game yang meraih US $i 1,4 miliar di tahun 2016, dan diprediksi akan meningkat nyaris tiga kali lipat menjadi US $ 3,9 miliar di tahun 2019 mendatang.

[duniaku_baca_juga]

Perkembangan tersebut sejalan dengan pertumbuhan jumlah gamer yang membayar untuk bermain game. Rata-rata, pertumbuhannya mencapai dua kali lipat untuk setiap tahunnya. Selain itu, sistem pembayaran dengan memakai pulsa juga berkembangcukup pesat, dimana setiap tahunnya pertumbuhan mencapai 167%.

7 Alasan yang Bisa Membuat Game Mobile Laris di Pasar Asia Tenggara

Pasar yang besar ini menjadi tantangan bagi developer-developer yang menjadi “tuan rumah”, mirip Indonesia dengan jumlah masyarakatpaling besar, ataupun negara-negara lain seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand dan Filipina. Untuk itu, Guy Charusadirakul dari Google Play di hari pertama Casual Connect Asia 2017 membeberkan 7 argumentasi yang membuat game (utamanya game mobile) mampu berkembang dan meningkat di Asia Tenggara.

[page_break no="1" title="Menjamurnya IP Laris di Mobile"]

7 Alasan yang Bisa Membuat Game Mobile Laris di Pasar Asia Tenggara

[duniaku_adsense]

Guy mengungkapkan beberapa IP yang terbukti laku di pasar Asia Tenggara, antara lain mengenai dinasti di Cina, anime/manga, dan juga IP game PC. Menggandeng para pemilik IP dan membuat game perihal IP tersebut pasti menjadi jaminan sukses untuk game yang dibentuk.

[page_break no="2" title="Lokalisasi"]

Lokalisasi penting untuk menjangkau pasar yang sebelumnya sulit untuk ditembus. Salah satunya ialah Thailland yang memiliki pasar yang cukup besar di Asia Tenggara. Namun, kekurangan para penduduknya dalam memakai bahasa Inggris menjadi handicap tersendiri. Sehingga, lokalisasi ke bahasa dan huruf Thailand mampu menjadi pembuka jalan untuk menembus pasar negara ini.

[page_break no="3" title="Ukuran File yang Sesuai"]

Mayoritas para gamer mobile di Asia Tenggara, utamanya di negara-negara meningkat seperti Indonesia dan Filipina memiliki ponsel pintar dengan spesifikasi middle-low. Sehingga game-game yang lebih laku yakni game yang mempunyai ukuran file rata-rata 50 MB hingga 60 MB. Dengan membuat ukuran game sebesar itu, maka bisa memajukan kemungkinan untuk diunduh. Namun tentu saja tetap mengamati kualitasnya.

7 Alasan yang Bisa Membuat Game Mobile Laris di Pasar Asia Tenggara

[page_break no="4" title="Meningkatnya Penggunaan Direct Carrier Billing"]

Direct Carrier Billing alias prosedur potong pulsa menjadi salah satu tata cara pembayaran favorit di beberapa negara meningkat , termasuk Indonesia. Meskipun lebih mahal, tetapi pilihan ini mampu meraih lebih banyak lapisan masyarakat. Apalagi penetrasi kartu kredit masih sangat minim di negara ini.

[page_break no="5" title="Keberadaan Gift Card di Minimarket"]

Sama seperti Direct Carrier Billing, makin menjamurnya gift card menjadi salah satu faktor yang mempercepat perkembangan game mobile di Asia Tenggara. Selain mudah digunakan, eksistensi gift card ini di minimarket-minimarket juga mempermudah gamer untuk mendapatkannya.

7 Alasan yang Bisa Membuat Game Mobile Laris di Pasar Asia Tenggara

[page_break no="6" title="Pemanfaatan Message in Game"]

Keberadaan mekanisme pembayaran gres mirip Direct Carrier Billing dan gift card fisik tidak akan diketahui gamer bila tidak diinfokan ke dalam game-nya sendiri. Untuk itu, banyak game-game mobile yang dipasarkan di Asia Tenggara memanfaatkan message in game supaya pemain tahu, bahwa ada cara lain untuk membeli in app purchase selain memakai kartu kredit. Harapannya pastinya, bisa mengonversi lebih banyak pembeli dengan mekanisme-mekanisme pembayaran yang baru ini.

[read_more id="311718"]

[page_break no="7" title="Konversi Harga USD ke Mata Uang Masing-masing Regional"]

Bukan cuma sekedar konversi, tetapi juga menyesuaikan dengan tingkat perkembangan ekonomi masing-masing negara. Sebagai contoh di Amerika Serikat harga paling rendah yang bisa disediakan di Google Play Store mampu sampai US $0.9 atau sekitar Rp12.000. Namun harga paling rendah kalau dikonversi ke Rupiah bisa Rp3000, atau 10 Baht bila dikonversi ke mata duit Thailand. Itulah harga yang mampu diimplementasikan oleh developer jikalau menjual game atau in app purchase di negara-negara tersebut.

Sebagai seorang developer game, sudahkah kau memperhatikan tujuh hal di atas sebelum merilis game di Asia Tenggara?

Posting Komentar untuk "7 Argumentasi Yang Bisa Menciptakan Game Mobile Laris Di Pasar Asia Tenggara"